Saturday, February 9, 2019

BENCANA HIDROLOGI MENGINTAI, PULIHKAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI !!!

Banyak bagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) berupa lahan kritis atau tidak tertutup vegetasi akibat perilaku manusia seperti penebangan pohon ilegal atau penggunaan lereng-lereng bukit untuk kegiatan pertanian semusim. Hal ini menyebabkan fungsi hidrologi Daerah Aliran Sungai, yaitu kemampuan menyerap dan menyimpan dan mengalirkan air menjadi menurun, sehingga bencana hidrologis seperti tanah longsor, banjir dan kekeringan yang merugikan masyarakat dapat lebih mudah terjadi.

Indikator dari sebuah DAS yang sehat ialah tersedianya air dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk berbagai keperluan, terjaganya kesuburan tanah dan produktifitas lahan, serta berkurangnya bencana-bencana hidrologis seperti banjir, tanah longsor dan kekeringan. Semua ini adalah prasyarat untuk masyarakat yang sejahtera. Oleh karenanya bila DAS sehat, maka masyarakat yang hidup di Daerah Aliran Sungai tersebut akan sejahtera.





Kawasan Hulu Sungai Citanduy
Peran manusia sangat vital dalam menjaga Daerah Aliran Sungai tetap sehat dan berfungsi baik. Karena rusaknya Daerah Aliran Sungai dominan disebabkan akibat perilaku buruk manusia terhadap alam. Daerah Aliran Sungai merupakan wadah atau ekosistem dimana seluruh aktifitas manusia berada dengan segala dinamikanya. Untuk itu masyarakat dan komunitas komunitas pecinta lingkungan terutama pemerintah harus memperhatikan intervensi-intervensi yang manusia lakukan terhadap alam khususnya Daerah Aliran Sungai, agar kesetimbangan sistem ekologis yang ada tetap terjaga.

Longsor Di Mangunsewu, DAT DAS Citanduy
Karena perlu di ingat, bahwa hampir 75% Daerah Tangkapan Air Daerah Aliran Sungai adalah kawasan Hutan Industri yang di tanami pohon pinus, damar dan lain sebagainya yang apabila moratorium penebangan hutan di cabut maka kawasan tersebut akan menjadi penyebab kawasan yang rawan bencana hidrologis. Pemerintah pun harus konsisten dan cermat dalam penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), jangan sampai Daerah Tangkapan Air dialihfungsikan menjadi wilayah industri dan pemukiman atau fungsi lainnya yang akan mengganggu keseimbangan lingkungan.

Peta Daerah Tangkapan Air Sungai Citanduy Bagian Hulu

Setiap tahun akibat bencana hidrorologis yang terjadi menyebabkan petani merugi karena gagal panen, jatuhnya korban jiwa, rusaknya infrastruktur, kerugian finansial hingga ratusan milyar rupiah, dan bahkan menjadi penyebab penurunan kenyamanan dan kualitas hidup manusia yang tentunya bisa berdampak jangka panjang bagi kualitas generasi manusia Indonesia kedepan.
Oleh karenanya kelestarian Daerah Aliran Sungai harus dijaga dengan perspektif yang lebih luas yaitu pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara terpadu. Tidak hanya cukup dengan menanam pohon saja, namun juga harus memastikan terbentuknya tutupan vegetasi hutan terutama pada DTA (daerah tangkapan air) atau wilayah hulu sebuah Daerah Aliran Sungai. Selain itu pembangunan-pembangunan sarana fisik pencegah erosi-sedimentasi juga harus terus diperbanyak.





Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bukan sekedar fokus pada upaya penanaman saja, tetapi lebih pada reorientasi gerakan rehabilitasi lahan sehingga Daerah Tangkapan Air DAS menjadi sebuah ekosistem, habitat bagi kehidupan. Memulihkan Kawasan Daerah Aliran Sungai sekaligus melestarikan Lingkungan Hidup di kawasan tersebut. Jika kawasan DAS Lestari menjadi ekositem hutan, maka Kawasan DAS tersebut akan menjadi sehat. Hutan atau Alam yang sehat akan mampu mengatur siklus hidrologi dengan baik, saat hujan tidak banjir dan ketika kemarau tidak kekeringan.


Tonton Video Berikut : 


No comments:

Post a Comment

Support by :

Popular Posts