Monday, February 11, 2019
PVMBG TETAPKAN ZONA BAHAYA ERUPSI GUNUNG KARANGETANG SULAWESI UTARA
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan warga maupun pengunjung tidak melakukan aktivitas di dalam zona bahaya Gunung Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara. Aktivitas vulkanik gunung ini dengan guguran lava terjadi sejak November 2018 lalu.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan rekomendasi zona perkiraan bahaya yang meliputi radius 2,5 km dari puncak Kawah Dua (utara) dan kawah Utama (selatan). Di samping itu, zona berbahaya juga mencakup sektoral dari puncak ke arah Barat – barat laut sejauh 3 km dan ke arah Barat Laut – Utara sejauh 4 km.
Sehubungan dengan potensi dampak terhadap masyarakat, PVMBG merekomendasikan warga yang menetap di Kampung Batubulan, Kampung Niambangeng dan Kampung Beba untuk dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas.
Aktivitas vulkanik juga berdampak pada kerusakan materiil seperti jalan akses menuju Kampung Batubulan tertutup material vulkanik hingga ketinggian 50 m dengan luasan 300 m2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro juga melaporkan 2 unit jembatan kampung tersebut rusak berat.
Dampak aktivitas vulkanik tersebut, sekitar 53 KK (190 jiwa) mengungsi di beberapa titik. Sejumlah 33 KK (122 jiwa) berada di Penampungan Paseng, 11 KK (39) di Sekolah GMIST Batubulan, dan 9 KK (29) di rumah-rumah kerabat. Mereka merupakan penduduk yang berisko terdampak aktivitas vulkanik, yaitu di Desa Batubulan yang memiliki luas 3,96 km2. Data penduduk tercatat sekitar 159 KK (515 jiwa).
Pemerintah daerah setempat dan unsur terkait lain, seperti TNI, Polri, sukarelawan telah melakukan upaya penanganan darurat. Evakuasi dan pemenuhan kebutuhan dasar disediakn oleh pemerintah kepada para penyintas. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turut mendukung penguatan pos komando dalam penanganan darurat.
Berdasarkan pemantauan PVMBG, sungai-sungai yang berpotensi menjadi jalur aliran lava dan guguran dari Kawah Dua antara lain Sungai Melebuhe, Batuare, Batukole, Saboang, Niambangeng, Sumpihi, Kiawang, Kinal dan kawahang.
Label:
Berita,
BMKG,
Gunung,
Gunung Berapi,
Mitigasi Bencana,
Siaran Pers
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Support by :
Popular Posts
-
Penduduk Jawa Barat pasti tidak asing dan sering mendengar hewan yang bernama "SURILI" ? Sering mendengar tetapi belum tentu perna...
-
Konversi Satuan Panjang, Berat, Luas, Waktu, dan Volume Tahun Ajaran Baru, saatnya nitip catatan untuk di buka oleh anak anak bila suatu w...
-
Adakalanya kita dibuat bingung dengan pengertian hutan terkait dengan nama-nama hutan di Indonesia. Sepintas lalu seperti tumpang tindih,...
-
Jendral Mac Arthur adalah seorang Jenderal Amerika Serikat yang berperan besar dalam PD II. Beliau adalah panglima pasukan AS wilayah Asi...
-
Akar wangi atau narwastu (serai wangi, rumput akar wangi, vetiver , Chrysopogon zizanioides syn . Vetiveria zizanioides , Andropogon zizani...
-
Pada tanggal 26 - 29 Desember 2013, Perhimpunan Pendaki Gunung dan Penempuh Rimba - Generasi Muda Pelajar Pecinta Alam (GEMPPA CJEA ) melaks...
No comments:
Post a Comment