Monday, February 11, 2019

Peran Komunitas Lingkungan Hidup Dalam Pengelolaan Limbah Domestik Di Desa Tanjungsari


Keberadaan limbah sampah dirasakan kian menjadi permasalahan lingkungan yang harus mulai dipikirkan pemecahan penanganannya secara mandiri di tingkat lingkungan. Karena, tidak mungkin selalu mengandalkan pihak lain, dalam hal ini pemerintah, untuk menangani sampah. Apalagi di pedesaan, pengelolaan sampah biasanya tidak terjangkau karena jauh dari fasilitas pembuangan sampah yang ditangani oleh pemerintah. Akhirnya mau tidak mau masyarakat sendirilah yang harus mengelola sampah secara mandiri. Dengan sentuhan kreatifitas, sebenarnya sampah dapat dijadikan peluang ekonomi dengan menggunakan model pemilahan, pengolahan daur ulang sehingga memiliki daya jual di pasaran.

Berdasarkan hasil penemuan di lapangan tidak ditemukan berapa angka pasti dari volume sampah yang dihasilkan setiap harinya di Desa Tanjungsari kecamatan Sukaresik kabupaten Tasikmalaya, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian masyarakat masih membuang sampah di sungai atau anak sungai yang terdekat dengan rumah. Belum ada managemen pengelolaan yang lebih bersifat ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat. Di samping persepsi dan perilaku masyarakat yang keliru terhadap sampah bahwa sampah dianggap sesuatu yang harus dijauhi, tidak berguna dan kotor sehingga sampah harus dibuang. 




Demikian juga pandangan masyarakat terhadap sungai yang dipandang sebagai halaman belakang (backyard) sehingga tidak terlihat terlihat dari depan dalam hal ini oleh masyarakat umum kalau kita menggunakan sungai untuk pembuangan limbah kotoran manusia maupun limbah rumah tangga.
Di samping itu, masih rendahnya kesadaran masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar bibir sungai karena persepsi mereka terhadap Sungai bukan hanya tempat untuk mengalirkan air tetapi juga tempat untuk mengalirkan atau mengikutkan sampah. Sehingga perilaku masyarakat di sekitar masih menjadikan Sungai sebagai tempat pembuangan sampah yang dianggap paling mudah dalam memusnahkan sampah dibandingkan jika harus ditimbun atau dibakar.

Model pengelolaan lingkungan yang dilakukan komunitas pemuda dalam mengelola limbah domestik lebih berbasis pada komunitas. Model ini dianggap lebih efektif dan mudah menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya karena melibatkan masyarakat secara langsung. Dalam pengelolaan limbah domestik model berbasis komunitas ini, komunitas yang terlibat dan berperan adalah :

  1. Komunitas Ibu Rumah Tangga; komunitas ini dipandang sangat penting karena ibu rumah tanggalah yang paham dan berhadapan langsung dengan masalah limbah rumah tangga mulai dari volumenya dan jenis sampah yang ada dalam rumah.
  2. Komunitas Petani: merupakan kelompok sasaran yang bersentuhan langsung khususnya terkait limbah rumah tangga khususnya yang organik. Kedepannya diharapkan adanya pelatihan dan pemberdayaan sehingga petani mampu mengolah sendiri sampah-sampah rumah tangga yang bisa dijadikan kompos agar para petani mampu mengurangi ketergantungan terhadap pupuk pabrik atau kimiawi sehingga mampu menekan biaya operasional untuk mengelola lahan pertanian. Di samping itu resiko penggunaan pupuk kimiawi yang terus-menerus digunakan yang dapat berakibat menurunnya kuliatas lingkungan khususnya hilangnya unsur hara dalam tanah atau lahan pertanian.
  3. Komunitas Guru: Guru; merupakan kelompok sasaran strategis kerena dipandang mampu menyampaikan pesan secara langsung kepada siswanya dari berbagai jenjang. Kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan perlu ditanamakan sejak dini, agar kelak menjadi generasi yang peduli lingkungan termasuk pengenalan model pengelolaan sampah secara mandiri.
  4. Komunitas Pemuda: Komunitas ini dipandang sangat penting untuk menjadi agent of change dalam memotori gerakan lingkungan yang saat ini menjadi bagian dari isu pemanasan global (global warming).
Pokok Bambu dari Sungai Citanduy di olah menjadi barang bermanfaat

Maka dirintislah suatu kegiatan yang mudah mudahan kedepannya bisa menjadi cikal bakal sebuah Bank Sampah di Desa Tanjungsari ini. Nasabah pertama dari Bank Sampah ini adalah para relawan Destana (Desa Tangguh Bencana) dan Relawan EcoVillage.
Saat ini para relawan sedang melakukan sosialisasi keberadaan Bank Sampah yang dapat menambah nilai produktifitas dan meningkatkan pendapatan rumah tangga, sekaligus peninjauan langsung terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah, serta mengumpulkan data dan informasi guna mengidentifikasi permasalahan, sasaran masyarakat, dan mengajak masyarakat untuk turut serta dalam mengelola sampah mereka dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Pemilahan Sampah Organik dan Non-organik.

Memilah Sampah Plastik
Sampah sampah yang terkumpul di Bank Sampah tidak semuanya di jual kepada penampung. Menggunakan Konsep 3R, yaitu ReUse, Reduce dan Recycle, Sebagian di olah dengan sentuhan kreatifitas, sehingga dapat dijadikan peluang ekonomi dengan menggunakan model pemilahan, pengolahan daur ulang sehingga memiliki daya jual di pasaran. Kalaupun tidak di jual, namun bisa di manfaatkan kembali d rumah masing masing.




Mudah-mudaan, meskipun terkendala dengan keterbatasan tenaga Relawan yang konsisten memiliki kepedulian terhadap lingkungan, konsep atau rencana-rencana yang akan dilaksanakan dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pengelolaan Sampah Domestik bisa terus direalisasikan.
Apalagi kalau sudah menghadapi masalah klasik "Valounteer" dalam menjalankan program yaitu keterbatasan anggaran serta akses-akses untuk mendapatkan pendanaan yang sulit untuk dilakukan secara mandiri jika kegiatan atau program membutuhkan pendanaan yang relative besar seperti rencana pendirian bank sampah.

Dukungan pemerintah Desa sangat sangat besar dalam program ini. Disediakannya sekretariat di komplek kantor Desa Tanjungsari menjadi bukti bahwa pemerintah melalui Kepala Desa mendukung sepenuhnya apa yang diprogramkan oleh para relawan. Bahkan Kepala Desa juga melibatkan seluru jajarannya dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan komunitas relawan ini.
Tinggal bagaimana membangun jaringan dan mengadakan kerjasama dengan instansi dan dinas terkait yang memiliki agenda dan program dalam bidang lingkungan Hidup dan dalam bidang pengelolaan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik atau barang kerajinan.

(Sob)

Tonton Video : Menikmati Suara Burung Di Alam Bebas





No comments:

Post a Comment

Support by :

Popular Posts