Tuesday, February 12, 2019

Rumput Akar Wangi (Vetiver) Untuk Konservasi Tanah, Air Serta Perlindungan Lingkungan

Akar wangi atau narwastu (serai wangi, rumput akar wangi, vetiver, Chrysopogon zizanioides syn. Vetiveria zizanioides, Andropogon zizanioides) adalah sejenis rumput yang berasal dari India. Tumbuhan ini dapat tumbuh sepanjang tahun, dan dikenal orang sejak lama sebagai sumber wangi-wangian. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Poaceae, dan masih sekeluarga dengan serai atau padi.
Keharuman akar wangi yang bisa bertahan hingga tahunan ini bisa disuling menjadi minyak akar wangi yang laku di pasar luar negeri. Tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan ketinggian antara 1.000-2.000 mdpl dengan produksi 15-30 ton per tahun. 

Rumput Akar Wangi

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan baku pembuat minyak yaitu akar tanaman. Akar yang digunakan sebagai bahan baku diperoleh dari tanaman berumur 9-12 bulan. Sementara manfaat lainnya adalah sebagai antiseptik, antispasmodik, pemanas dan sedatif pada sistem saraf, dan merangsang sistem peredaran darah yang lancar serta sebagai bahan kerajinan tangan. Selain sebagai bahan kerajinan tangan dan minyak, Daun akar wangi juga dapat digunakan sebagai pengusir serangga.
Akarnya yang dikeringkan secara tradisional dikenal sebagai pengharum lemari penyimpan pakaian atau barang-barang penting, seperti batik dan keris. Aroma wangi ini berasal dari minyak atsiri yang dihasilkan pada bagian akar.

Rumput vetiver untuk konservasi tanah, air serta perlindungan lingkungan




Nah, selain merupakan komoditas perdagangan dan dan industri pewangi seperti di bahas di atas, akar wangi juga mempunyai manfaat yang sungguh dahsyat dalam dalam konservasi tanah dan air terutama untuk di lereng lereng perbukitan yang curam, Hulu Daerah Aliran Sungai dan pinggir pinggir jalan yang rawan longsor.

Vetiver telah ditanam di Indonesia selama bertahun-tahun, beberapa studi menyatakan telah lebih dari 1.000 tahun (Greenfield, 2002) tetapi setidaknya dari 200 tahun yang lalu (Dafforn, 2002), telah dibudidayakan terutama untuk memproduksi minyak akar wangi untuk di ekspor. Rumput ditanam di lerang-lereng pegunungan vulkanik dan saat dipanen, meninggalkan sisa galian yang dalam yang menyebabkan erosi yang luas. Hal ini memberikan reputasi buruk pada vetiver dan menciptakan kesan bahwa vetiver “menyebabkan erosi”, sehingga budidaya vetiver dilarang di beberapa daerah di Jawa. (National Academy Press. Halaman 16. 1993)

Rumput Akar Wangi atau Vetiveria Ziazionides adalah rumput tropis yang memiliki banyak kelebihan.  Akar-akar vetiver  yang masuk ke dalam tanah akan berfungsi seperti kolom-kolom beton yang menahan tanah agar tidak longsor sehingga tanah menjadi stabil. Barisan vetiver menahan material erosi di belakang tubuhnya sehingga mengurangi kecuraman dan akhirnya membentuk teras-teras yang lebih landai.

Rumput Akar Wangi atau Vetiveria Ziazionides adalah rumput tropis yang memiliki banyak kelebihan.  Akar-akar vetiver  yang masuk ke dalam tanah akan berfungsi seperti kolom-kolom beton yang menahan tanah agar tidak longsor sehingga tanah menjadi stabil. Barisan vetiver menahan material erosi di belakang tubuhnya sehingga mengurangi kecuraman dan akhirnya membentuk teras-teras yang lebih landai.



Manfaat Teknologi Rumput Vetiver

1. Menahan laju air run-off dan material erosi
2. Memperlambat aliran endapan yang terbawa run-off di titik A sehingga tertumpuk di titik B.
3. Air terus mengalir menuruni lereng C yang lebih rendah. Akar tanaman (D) mengikat tanah di bawah tanaman hingga kedalaman 3 meter.
4. Dengan membentuk “tiang” yang rapat dan dalam di dalam tanah, akar-akar ini mencegah terjadinya erosi dan longsor.

Mekanisme Kerja Teknologi Rumput Vetiver
  1. Akar-akar vetiver  yang masuk ke dalam tanah akan berfungsi seperti kolom-kolom beton yang menahan tanah agar tidak longsor sehingga tanah menjadi stabil.
  2. Barisan vetiver menahan material erosi di belakang tubuhnya sehingga mengurangi kecuraman dan akhirnya membentuk teras-teras yang lebih landai.


Keunggulan
  1. Mencegah erosi dan longsoran secara vegetatif (green construction)
  2. Murah dan mudah dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
  3. Efektif dalam jangka panjang untuk mengatasi permasalahan longsoran pada permukaan lereng jalan

 Karakteristik Morfologis Vetiver




  1. Rumput Vetiver tidak memiliki geragih ataupun rimpang. Akarnya yang terstruktur baik dan masif dapat tumbuh dengan sangat cepat. Panjangnya dapat  mencapai 3-4m di tahun pertama. Akar yang dalam ini membuat Vetiver sangat bagus ketika musim kering dan sulit untuk terseret arus yang kuat.
  2. Batangnya yang kaku dan tegak mampu tetap berdiri meskipun di arus yang dalam.
  3. Tahan terhadap hama, penyakit, dan api
  4. Ketika ditanam rapat, tanaman pagarnya yang lebat berguna sebagai penyaring sedimen yang efektif dan penyebar air.
  5. Tunas baru yang berkembang dari mahkota dalam tanahnya membuat Vetiver tahan terhadap api, salju, lalu lintas, dan tekanan penggembalaan yang berat.
  6. Akar akar baru tumbuh dari tunas bakal anakan ketika terkubur oleh sedimen  yang terperangkap. Vetiver akan tetap tumbuh dengan lanau (endapan didasar  sungai) yang terkumpul dan akhirnya membentuk teras, jika sedimen yang terperangkap tidak dipindahkan.

Karakteristik Fisiologis
  1. Toleran terhadap perbedaan iklim seperti kekeringan berkepanjangan, banjir, perendaman dan cuaca ekstrim dari -14 derajat Celcius sampai +55 derajat Celcius.
  2. Mampu tumbuh kembali dengan cepat setelah terkena dampak kekeringan, cuaca beku, keadaan yang salin dan kondisi yang merugikan setelah cuaca membaik atau setelah amelioran tanah ditambahkan.
  3. Toleran terhadap beragam pH tanah dari 3.3 sampai 12.5 tanpa pembugaran tanah.
  4. Toleran terhadap herbisida dan pestisida tinggi.
  5. Sangat efisien dalam menyerap nutrisi tanah yang larut seperti N dan P dan logam berat dalam air yang terpolusi.
  6. Sangat toleran terhadap keasaman, alkalinitas, salinitas, soldisitas dan magnesium dalam tingkat menengah tinggi.
  7. Sangat toleran terhadap Al, Mn dan logam berat seperti As, Cd, Cr, Ni, Pb, Hg, Se dan Zn didalam tanah.

Karakteristik Ekologis




Meskipun Vetiver sangat toleran terhadap beberapa keadaan ekstrim tanah dan  iklim seperti disebutkan diatas, seperti umumnya rumput, Vetiver tidak toleran  terhadap tempat teduh. Keteduhan akan mengurangi pertumbuhannya dan dalam  kasus ekstrim bisa jadi membunuh Vetiver. Karenanya Vetiver sebaiknya ditanam  di lingkungan yang terbuka dan bebas dari rumput liar. Pengendalian terhadap  rumput liar bisa jadi diperlukan selama masa awal pertumbuhan. Pada tanah yang  mudah terkikis dan tidak stabil, Vetiver akan mengurangi erosi lebih dulu,  menstabilkan tanah yang terkikis (khususnya lereng yang curam), kemudian  dikarenakan kelembaban dan nutrisi yang tersimpan, meningkatkan  mikrolingkungannya sehingga tanaman lain atau dari benih yang ditaburkan lainnya  bisa ditanam setelahnya. Dikarenakan karakteristik tersebut Vetiver bisa disebut sebagai tanaman perawat pada tanah yang sakit.

Ketika ditanam pada satu deretan, tumbuhan Vetiver akan membentuk tanaman pagar yang sangat efektif untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air,  mengurangi erosi tanah, mempertahankan kelembaban tanah dan memerangkap  sedimen serta zat-zat kimia pertanian. Meskipun tanaman pagar manapun bisa  melakukannya, rumput Vetiver, karena keajaibannya dan ciri morfologis dan   fisiologis uniknya, bisa melakukannya dengan lebih baik dibanding sistem lain yang telah diuji coba.
Selebihnya, akar Vetiver yang sangat dalam dan masif mengikat tanah dan pada  saat yang sama membuatnya sangat sulit untuk dihanyutkan oleh arus yang sangat  deras. Akarnya yang dalam sekali dan cepat tumbuh juga membuat Vetiver sangat toleran terhadap kekeringan dan sangat cocok untuk stabilisasi lereng curam.
Sistem Vertiver Di Jalan Tol Cipularang
Letusan gunung berapi, tsunami, banjir, gempa bumi, tanah longsor dan bencana alam lainnya merenggut ribuan nyawa setiap tahun di seluruh kepulauan Indonesia. Ribuan orang bermigrasi ke kota setiap tahun karena, dalam banyak kasus, penurunan produktivitas lahan pertanian, terutama di lereng gunung. Jika lahan pertanian yang marginal, lereng pegunungan vulkanik dan garis pantai ditanami vetiver, tidak hanya lahan pertanian menjadi lebih produktif, meminimalkan erosi serta konservasi tanah dan air sebelum terjadi bencana yang tak terduga, tetapi nyawa manusia juga akan diselamatkan dan lahan pedesaan yang berharga dan sungai akan terlindungi. Lahan pertanian yang lebih produktif akan menghasilkan mata pencaharian yang lebih baik untuk generasi sekarang dan masa depan di daerah pedesaan – dan dapat menjadi insentif bagi para migran perkotaan untuk kembali ke desa-desa mereka.

Tonton Video Perjalanan Di Hutan Hujan berikut


Teknologi Sistem Vetiver adalah alat sederhana, murah, efektif dan menguntungkan lingkungan yang dapat mendorong pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia. Hal ini sekarang sedang diadopsi oleh Departemen Pekerjaan Umum, Pertanian, Kehutanan dan Industri, serta perguruan tinggi untuk memperbaiki infrastruktur, lahan pertanian, hutan dan DAS yang pasti akan memerangi perubahan iklim dan mempromosikan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan kemandirian.

1 comment:

Support by :

Popular Posts