Foto : Dokumen CI Indonesia |
Berdasarkan informasi yang dianalisis dari kamera, keberadaan Macan tutul jawa terdeteksi pada ketinggian antara 1.114-2.635 m dpl. Hal ini terjadi karena sebagian besar kawasan KPHK Guntur Papandayan termasuk ekosistem hutan hujan pegunungan dataran tinggi. Hasil pemotretan juga menunjukkan Macan tutul jawa terdeteksi aktif sepanjang hari, baik pagi-siang-hingga malam hari. Waktu terfoto tertinggi antara jam 6-8 pagi (15%) dan terendah pada jam 10-12 (3,3%).
Foto : Dokumen CI Indonesia |
Menurut Anton hasil perangkap kamera menggambarkan bahwa KPHK Guntur Papandayan masih merupakan habitat macan tutul jawa yang cukup baik, walaupun kawasan itu mendapatkan tekanan dari perambahan hutan dan laju pertambahan penduduk di sekitarnya. Gunung Guntur dan Papandayan adalah bagian dari salah satu lanskap penting bagi kawasan prioritas konservasi di Jawa Barat yang berisi keanekaragaman flora dan rumah bagi beberapa spesies satwa unik dan terancam punah seperti Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) dan Jawa Kukang (Nycticebus javanicus).
Sebagai pelengkap gambaran lokasi survei, KPHK Guntur Papandayan terletak pada dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Bandung dan Garut. KPHK merupakan wilayah pengelolaan hutan yang seluruh atau sebagian besar wilayahnya terdiri dari hutan konservasi yang dikelola secara efisien untuk menunjang sistem penyangga kehidupan, mengawetkan keanekaragaman hayati dan memanfaatkannya secara lestari. Penetapan KPHK Guntur Papandayan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan RI No: SK.984/Menhut-II/2013, tentang penetapan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Guntur Papandayan, yang terletak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Jawa Barat seluas ± 15.318 hektar.
Foto : Dokumen CI Indonesia |
Jenis-jenis fauna yang telah teridentifikasi antara lain Babi hutan (Sus scrofa), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil (Tragulus javanicus), Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), Ajag (Cuon alpinus), Musang luwak (Paradoxurus hermaproditus), Musang leher kuning (Martes flavigula), Biul selentek (Melogale orientalis), Linsang (Prionodon linsang) Trenggiling (Manis javanica), Surili (Presbytis comata), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Elang-ular bido (Spilornis cheela bido), Elang hitam (Ictinaetus malayensis), Elang brontok (Spizaetus cirrhatus).
No comments:
Post a Comment