Bahkan pertempuran pertama antara pasukan Siliwangi yang sedang Long March dari Yogyakarta untuk kembali ke daerah nya masing masing terjadi di kawasan Gunung Cakra Buana, tepatnya di daerah Mangunsewu, Buniasih yang sekarang masuk ke kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya.
Dan dalam upaya menumpas gerombolan pengacau ini TNI membuat pagar betis yang dikenal dengan nama Cakrabuana yang mana zona tersebut berada di daerah perbatasan seperti di Lemah Sugih Kabupaten Majalengka, Malangbong Kabupaten Garut, Sindang barang Panumbangan Kabupaten Ciamis, dan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya, semua daerah tersebut masuk dalam otoritas wilayah Provinsi jawa Barat, Indonesia.
Gunung Cakrabuana adalah gunung di Jawa Barat dengan ketinggian 1721 mdpl dan koordinat 7°2'7"S 108°7'51"E, dan berada di tapal batas antara 4 kabupaten yaitu Kabupaten Garut (Malangbong), Kabupaten Ciamis (Sindang barang Panumbangan), Kabupaten Tasikmalaya (Pagerageung) dan Kabupaten Majalengka (Lemah Sugih).
Gunung ini memiliki sejarah penting dalam perjalanan leluhur orang Sunda. Pada masa lalu merupakan tapal batas antara Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, ini terlihat pada situs tugu batu jejer yang berada di Puncak Gunung ini. Yang saat ini tinggal menyisakan sedikit sekali batu batu yang ada atau bahkan sudah tidak nampak akibat tergerus air secara terus menerus atau mungkin karena faktor lain.
Puncak Cakra Buana |
Salah satu batu petilasan di Gn. Cakra Buana |
Batu Cakra ini punya riwayatnya. Menurut Cerita Pangeran Walangsungsang, putra Sang Prabu Siliwangi dari Pajajaran, mengembara mencari ilmu kehidupan. Beliau pun tiba pula di wilayah Gunung Cangak. Di sana lama mempelajari ilmu spiritual. Dan karena pernah tersesat di sana, maka beliau membuat peta dengan goresan-goresan kuat di atas batu. Orang mengatakan kalau Pangeran Walangsungsang ketika itu membuat goresan-goresan menyerupai Cakra. Maka sejak saat itu, Pangeran Walangsungsang dijuluki Cakrabuana bahkan gunung itu pun dikenal sebagai Gunung Cakrabuana hingga kini.
Menurut sumber lain yaitu seorang sesepuh di kampung Pangkalan Pagerageung, yang kini sudah almarhum, konon katanya Gunung Cakra Buana ini adalah tempat berkumpul Wali Songo untuk bersilaturahmi dan membicarakan segala permasalahan yang terjadi.
Hal ini dibuktikan dengan adanya "kulah" atau genangan air yang entah dari mana sumbernya namun tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau. Padahal "kulah" atau genangan air ini berada di tempat tertinggi di lokasi tersebut.
Konon, "kulah" ini adalah tempat untuk mengambil air wudhu pada masa itu.
Berdasarkan sumber buku dari Darmaraja makam dan petilasan di Wilayah Gunung Cakrabuana, adalah :
1. Ki Cakra atau Sanghyang Wenang Petilasannya di Puncak Gunung Cakrabuana
2. Sanghyang Prabu Wirakancana makamnya di Puncak Gunung Kancana Cakrabuana.
3. Eyang Prabuwisesa makamnya di Gunung Cakrabuana
4. Sunan Cakrabuana (Pangeran Walangsungsang) patilasananya di Cakrabuana.
5. Sunan Batara Seda atau Sangkala Wenang makamnya di sirah Cikareo Cakrabuana.
6. Sunan Sang Malenglarang makamnya di Gunung sirah Cibobo Cakrabuana.
7. Sanghyang Ratu Sri Lembuhejo petilasannya di gunung sirah Cialing Cakrabuana.
8. Sunan Munding Darak Sangkana Carana petilasannya di Gunung sirah Cacaban Cakrabuana.
9. Sunan Batara Kalanta makamnya di Gunung sirah Cihiku Gede Cakrabuana.
10. Sunan Gagak Carambang makamnya di Gunung sirah Cikabeet Cakrabuana.
Dongengken..jalur pendakiana ti desa mana..om
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletehttps://myranger89.blogspot.co.id/2017/08/pendakian-gunung-cakra-buana.html?m=1
ReplyDeleteAda yg bisa bantu Om..saya mau ke puncak cakrabuana(Nanti saya kasi amplop)...hee 3x
ReplyDeleteudeh lo orang mana dan ada maksud apa ane asli orang sana klo mau bareng insa aloh ane d jamim nyampe
Deletesini Om Main Ke kebunteh mpi, Kalo Mau DarI Jalur Desa cipasung kec lemah sugih kab majalengka
ReplyDelete