Sunday, March 24, 2019

General Douglas MacArthur ; A Father's Prayer (Doa Seorang Ayah)


Jendral Mac Arthur adalah seorang Jenderal Amerika Serikat yang berperan besar dalam PD II. Beliau adalah panglima pasukan AS wilayah Asia-Pasifik yang melawan pasukan Jepang. Beliau pula yang mewakili AS untuk menerima penyerahan Jepang dalam kapasitas sebagai panglima pasukan sekutu wilayah Asia Pasifik


Ditengah kesibukannya beliau masih sempat menulis puisi yang merupakan doa dan harapannya pada si anak. Puisi tersebut dipersembahakan bagi putra tercintanya yang pada saat itu baru berusia 14tahun. Tercermin sebuah harapan besar seorang ayah kepada anaknya. Puisi tersebut diberinya judul “Doa untuk Putraku”. Bagi yang belum pernah membacanya, berikut isi puisi tersebut:

Tuhanku…
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang tegar dan tabah dalam kekalahan.
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku…
Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai
dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.


Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.
Manusia yang sanggup menggapai masa depan
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya…
Berikan dia cukup rasa humor
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku…
Berilah ia kerendahan hati…
sehingga ia akan mengingat
Kesederhanaan dari keagungan sejati
Keterbukaan pikiran dari kearifan sejati
Dan kelemahan dari kekuatan sejati

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”


Teks aslinya dalam bahasa Inggris:


A Father's Prayer

by General Douglas MacArthur

Build me a son, O Lord, who will be strong enough
To know when he is weak and brave enough to face himself when he is afraid.
One who will be proud and unbending in honest defeat,
And humble, and gentle in victory.

Build me a son whose wishes will not take the place of deeds;
A son who will know Thee and that to know himself is the foundation stone of knowledge.
Lead him, I pray, not in the path of ease and comfort,
but under the stress and spur of difficulties and challenge.
Here, let him learn to stand up in the storm, here let him learn compassion for those that fail.

Build me a son whose heart will be clear, whose goal will be high,
a son who will master himself before he seeks to master other men,
one who will reach into the future, yet never forget the past.


And after all these things are his, add, I pray, enough of a sense of humor,
so that he may always be serious, yet never take himself too seriously.
Give him humility,
so that he may always remember the simplicity of true greatness, the open mind of true wisdom, and the weakness of true strength.

Then I, his father, will dare to whisper,
"I have not lived in vain.


No comments:

Post a Comment

Support by :

Popular Posts