Tuesday, April 16, 2019

SEXY KILLERS, "HITAM"NYA BATUBARA UNTUK LINGKUNGAN

Korban Batu Bara?

Sexy Killers mengungkap ada 3500 lubang Bekas Tambang di Kalimantan. Dalam undangan Komisi VII DPR RI, ada 290 pemilik Tambang yang tidak memberi jaminan lingkungannya dengan baik. Dari Komposisi tanah diambil 5, asumsi kandungan tambang batu baranya 1.

Tambang Batu Bara ini kemudian menyisakan kubangan air di tengah hutan dan menelan banyak korban. Sepanjang 2018, sudah 30 orang meninggal dan mayoritas anak-anak. Kubangan raksasa ini bahkan ada pada posisi tepat di belakang sekolah dasar dengan hanya sebagaian ditutup pagar seng. Di Indonesia sendiri ada Ada 8 juta lubang bekas tambang yang belum direklamasi.



Saat debat-debat Pilpres di televise, kedua calon presiden hampir tidak memiliki pendapat yang berbeda soal kubangan bekas tambang batu bara. Kubu O1 menyampaikan,”kami akan melakukan penghutanan kembali, reklamasi kembali, akan dibuat pantai wisata, kolam ikan besar, perlunya pengawasan pemerintah daerah dan kementerian lingkungan hidup, dan saya yakin bisa diselesaikan”, ujar Jokowi di debat Pilpres.

Sedangkan Kubu 02 berpendapat,”Kita akan kejar terus para perusak lingkungan hidup.” Menanggapi hal tersebut kedua capres se-iya se-kata, seolah persoalan tambang ini bisa diselesaikan di pangggung debat, sedangkan di lapangan bekas tambang terus menelan korban. Prabowo juga menambahkan dengan manafikan data lapangan,“Kalau kita tidak ada perbedaan, kenapa kita diadu adu untuk ribut terus. Saya kira kita setuju (statement jokowi) dengan hal itu .”Ujar Prabowo.

https://youtu.be/qlB7vg4I-To

Beberapa data menunjukkan, contoh penambangan Batu Bara di Sanga-Sanga Kalimantan, 5 rumah ambles dan 11 rumah rusak. Peraturan jarak tambang dengan pemukiman setidaknya 500 meter, faktanya di Kutai Kartanegara tidak demikian. Rumah-rumah warga retak, pintu dan jendela tidak bisa ditutup karena tanah bergeser. Desa yang dibangun dari transmigran Jawa berjumlah 3000 jiwa, sekarang banyak yang pergi setelah ada penambangan batu bara. Keinginan warga berakhir tanpa pilihan, semua lahan ngin dibebaskan, padahal Tahun 1991 desa ini diputuskan sebagai desa lumbung padi.

Pada tingkatan lokal daerah, perusahaan tambang juga menunggangi pilkada. Mereka membiayai calon-calon kepala daerah yang pro Tambang Batu Bara. Protes-protes warga tentang “Tambang Tunggangi Pilkada Serentak” dilakukan oleh aktivis yang peduli. Korban lingkungan dan nyawa adalah harga yang harus dibayar oleh warga.



Di lain tempat, Tongkang Batubara hilir mudik melewati Karimun Jawa dan merusak terumbu karang akibat jangkarnya. Kapal Tongkang ini mamasok batu bara ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Bahkan PLTU juga sedang dibangun di Batang, Jawa Tengah, dan dinyatakan sebagai PLTU terbesar se-Asia Tenggara.

Gubernur Jawa Tengah diminta Jokowi mengurusi pembebasan lahan. Belum selesai soal Semen di Kendeng Jawa Tengah, kini Ganjar Pranowo harus menghadapi protes warga, khususnya petani Batang. Sawah-sawah warga belum dijual tapi sudah dipagar rapat oleh Pemerintah. PLTU ini dibangun dengan kapasitas 2000 watt dengan konsumsi batu bara 600 ribu ton atau 2 sampai 3 tongkang per hari. Bahkan 2 warga yang menolak menjual tanahnya mengalami kriminalisas di delik telah melakukan kekerasan.


Di Palu, PLTU Panau dampaknya sangat serius. Warga menderita alergi debu dan sakit paru-paru. Ada lebih 20 korban yang sebagian sudah meninggal. Salah satu warga bernama Novi berobat ke Jakarta sudah 8 bulan di Rumah Sakit Kanker Darmais. Novi sudah menjalani 9 kali kemoterapi.

Harvard University dan Greenpeace menyatakan batu bara di Indonesia menelan korban 6500 jiwa setiap tahun atau 17 kematian setiap hari. Di Panau tercatat sudah 7 orang yang meninggal, dan masih banyak catatan-catatan Watchdoc dalam Sexi Killers, sehingga membuka mata kita untuk bertanya lebih jauh siapa pemilik saham Batu Bara di negeri ini?


No comments:

Post a Comment

Support by :

Popular Posts