Tahun ini para pengamat langit akan menyaksikan tiga
supermoon berturut-turut pada 21 Januari, 19 Februari dan 21 Maret.
Supermoon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan
perigee bulan, atau titik di orbit elips di mana ia paling dekat dengan Bumi.
Ini membuat bulan tampak hingga 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih
terang dari biasanya.
Supermoon terakhir adalah Super Blood Wolf Moon pada 20-21
Januari 2019, ketika itu supermoon bertepatan dengan gerhana bulan total, juga
dikenal sebagai "bulan darah." Supermoon kedua tahun 2019 akan
menyusul pada 19 Februari selama Snow Moon, yang akan menjadi bulan purnama terdekat
tahun ini.
Kemudian pada 21 Maret, Bulan Cacing (worm Moon) akan mencapai fase
penuh sekitar 29 jam setelah bulan mencapai berjarak terdekat dengan bumi (perigee).
Demikian di lansir dari laman space.com
Foto Credit Space.com |
Apa itu supermoon?
Secara tradisional para astronom mendefinisikan supermoon
sebagai bulan purnama terdekat dalam satu tahun, definisi itu telah memperoleh
ruang gerak dalam beberapa tahun terakhir. Supermoon paling "super" tahun 2019 adalah pada 19 Februari, ketika
bulan akan mencapai perigee sekitar 6 jam sebelum secara resmi penuh.
Space.com |
Supermoons tidak terjadi setiap bulan karena orbit bulan
berubah orientasi ketika Bumi mengelilingi matahari. Jadi, sumbu panjang dari
jalur elips bulan di sekitar Bumi menunjuk ke arah yang berbeda, yang berarti
bahwa bulan penuh (atau baru) tidak akan selalu terjadi pada apogee atau
perigee.
No comments:
Post a Comment