Wednesday, July 3, 2019

Indonesia Memiliki 13 Warisan Dunia (UNESCO) Yang Harus Kita Jaga

UNESCO atau "United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization" (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa)  merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945.
Tujuan organisasi adalah mendukung perdamaian, dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki.

UNESCO memiliki anggota 191 negara. Organisasi ini bermarkas di Paris, Prancis, dengan 50 kantor wilayah serta beberapa lembaga, dan institut di seluruh dunia. UNESCO memiliki lima program utama yang disebarluaskan melalui: pendidikan, ilmu alam, ilmu sosial, dan manusia, budaya, serta komunikasi, dan informasi. Proyek yang disponsori oleh UNESCO termasuk program baca-tulis, teknis, dan pelatihan guru; program ilmu internasional; proyek sejarah regional, dan budaya, promosi keragaman budaya; kerja sama persetujuan internasional untuk mengamankan warisan budaya, dan alam serta memelihara HAM; dan mencoba untuk memperbaiki perbedaan digital dunia.

Warisan Dunia UNESCO memiliki 981 situs, dengan rincian: 759 warisan budaya; 193 warisan alam; dan 29 campuran antara warisan budaya dan alam (karya budaya tak benda).

Di antara jumlah itu, Indonesia menyumbangkan sebanyak 13 buah, dengan rincian :
  1. Empat (4) Warisan Alam,
  2. Empat (4) Cagar Budaya; dan
  3. Lima (5) Karya Budaya Tak Benda.
Warisan Alam berupa Taman Nasional adalah sebagai berikut :


  1. Taman Nasional Ujung Kulon Banten
  2. Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur
  3. Taman Nasional Lorentz di Papua
  4. Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera di Sumatera. Yang terdiri dari Taman Nasional Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Hutan Hujan
Warisan Cagar Budaya Dunia adalah :
  1. Kompleks Candi Borobudur (1991).
  2. Kompleks Candi Prambanan (1991).
  3. Situs Prasejarah Sangiran (1996).
  4. Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai Perwujudan dari Filosofi Tri Hita Karana (2012).
Kompleks Candi Borobudur
Foto : Wikipedia Commons


Warisan Karya Budaya Tak Benda
  1. Wayang (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity, 2003).
  2. Keris (Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity, 2005).
  3. Batik (Representatif List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity, 2009).
  4. Angklung (Representative List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity, 2010).
  5. Tari Saman (Masterpiece of The Oral and Intagible Heritage of Humanity, 2011).
  6. Noken (Representatif List of The Intangible Cultural Heritage of Humanity, 2012).
Wayang Kulit
Menghitung apalagi diajak menghitung warisan pastinya menyukakan hati. Apalagi warisan yang tak akan habis dalam berderet keturunan hingga bumi berakhir.
Perolehan pengakuan yang tidak hanya menyangkut masalah prestasi dan prestise bangsa, namun sekaligus tanggung jawab besar bagi kemaslahatan bersama. Sebuah pengkuan juga dibarengi dengan konsekuensi penilaian.


Situs warisan dunia Hutan Hujan Tropis Sumatra yang terdiri dari: Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dinyatakan sebagai situs warisan yang terancam sejak 2011. Penebangan ilegal, penurunan boidiversitas sebagian penyebabnya. Perlu kerja keras dengan dukungan semua komponen untuk melestarikan warisan alam ini.

Situs Warisan Dunia mencakup suatu tempat budaya, alam, maupun kombinasinya, serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah warisan bagi generasi berikutnya. Estafet budaya dan alam ciptaan hingga dunia berakhir. Alam, budaya, karya budaya tak benda, di sekitar kita adalah anugerah tak terkira. Baik yang mendapat peringkat warisan dunia UNESCO, penetapan skala nasional bahkan skala lokal, mari bersama dipelihara.

No comments:

Post a Comment

Support by :

Popular Posts